Minggu, 13 Mei 2012

BPR : EMPAT SIKAP UTAMA DALAM PELAYANAN SEPENUH HATI









BPR : EMPAT SIKAP UTAMA DALAM 
PELAYANAN SEPENUH HATI
Oleh : Kardi Jfi*
                Pelayanan sepenuh hati atau pelayanan prima, yang sering juga disebut service excellence, merupakan satu bagian penting dalam upaya memperkuat penjualan atau selling, baik dalam mempertahankan nasabah maupun mendapatkan nasabah baru.  Apa saja karakteristik sikap SDM dalam kerangka menyajikan pelayanan sepenuh hati ? Pertama, antusias. Setiap SDM, tak hanya di front liners, tetapi setiap bertemu dengan nasabah dalam setiap episode, diharuskan direspon dengan antusias atau bersemangat. Supaya dapat antusias, dibutuhkan kemampuan mengelola sikap percaya diri dan citra diri yang positif.
                Antusiasme, merupakan sikap utama untuk menjawab bagaimana sikap dalam pelayanan sepenuh hati. Sikap itu, tentu harus  dikoherensikan dengan apa sebetulnya yang diiginkan nasabah dan kapan waktu yang tepat untuk menyajikannya kepada nasabah.
                Untuk membangun konsistensi sikap antusiasme setiap waktu, maka perlu juga dukungan dari kecerdasan emosional. Maka pendapat Antony Robins yang berkata :”emotional create motion” memiliki titit taut yang sangat kuat. Kalau emosi dapat ditata positif setiap waktu, seperti antusiasme,  maka keinginan untuk melakukan yang positif dan mendapatkan yang positif akan tinggi. Supaya lebih nyata dan lebih kuat hasilnya, maka kepada setiap SDM yang terkait dengan pelayanan, disamping perlu dibekali dengan kemampuan memiliki kecerdasan emosional, juga perlu diperlengkapi dengan kecerdasaran emosional.
                Kedua, adanya motivasi yang kuat untuk meningkatkan atau meng-up grade pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Bayangkan apa kira-kira yang terjadi, jika Customer Service tidak memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam menangani komplein nasabah. Atau Teller terlalu lambat menghitung uang…? Atau Customer Service tidak menguasai pengetahuan produk bank, padahal nasabah/calon nasabah ingin jawaban segera.
                Ketiga, adanya kebiasaan proaktif (tidak reaktif).  Untuk melakukan pembayaran bunga deposito bagi seluruh nasabah, sebagaimana yang terdapat pada daftar nominatif deposito misalnya, tentu Customer Service perlu melakukan tindakan yang proaksi secara kontiniu, baik yang dibayar tunai atapu pindah buku atau transfer ke rekening nasabah.
                Keempat, positif.  Pelayanan sepenuh hati, tidak hanya berpedoman pada standar pelayanan, tetapi ada nuansa jauh dari yang diinginkan oleh nasabah. Tetapi, seluruh pelayanan itu, haruslah diakhiri dengan positif. Ingat, nasabah yang puas akan cenderung mengkomunikasikan pengalamannya kepada pihak lain, tanpa dipengaruhi oleh bank, tetapi di sisi lain, nasabah yang memiliki pengalaman dalam sebuah pelayanan, akan cenderung menceritakan yang dialami ke pihak yang semakin banyak.
                Keempat sikap dalam pelayanan sepenuh hati tersebut, perlu juga terus ditingkatkan pemahamanya kepada setiap SDM, sampai menjadi kesadaran atau kebiasaan SDM. Program untuk pembelajaran yang relevan dengan hal tersebut, dapat diperoleh pada modul :”Customer Service & Teller BPR” atau modul “Service Excellence” yang diselenggarakan JFI atau FORUM BPR di beberapa kota di nusantara.
(*Penulis adalah Training Leader JFI &  Administarator  FORUM BPR, Email : jfipusat@gmail.com).