Seri Motivasi :
SUMBER MOTIVASI SDM BPR
DARI SUMPAH PEMUDA
Oleh : Kardi Pakpahan*
Tepatnya 28 Oktober 1928, para pemuda yang
antara lain yang diprakarsai Budi Utomo, mengikrarkan Sumpah Pemuda, dengan
kandungan utama : 1) bertanah air satu; 2) berbangsa satu; 3) berbahasa satu,
yaitu Indonesia. Sumpah Pemuda, tak dapat dipungkiri merupakan bagian penting
dalam pembentukan Negara Indonesia, yang dilandasi dengan semangat persatuan
dan kesatuan nasional. Mungkin saja, kalau tidak ada Sumpah Pemuda, proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945 sulit terealisasi.
Apa makna Sumpah Pemuda masa kini ? Sebetulnya
banyak sumber motivasi yang terkandung di sana, yang kalau dilaksanakan secara
konsisten dan berkelanjutan dapat mendukung pencapaian kualitas sukses dalam berbagai
bidang. Diantaranya, pada kesempatan ini dikedepankan 4 sumber motivasi dari
Sumpah Pemuda.
Pertama, membuat bermakna. Sebagian besar masyarakat
di sini pasti mengetahui bahwa 28 Oktober itu ada hari Sumpah Pemuda. Kenapa ?
Karena Sumpah Pemuda merupakan simpul penting dalam sejarah perjuangan
Indonesia. Dengan demikian, Sumpah Pemuda memiliki makna yang penting. Semakin
bermakna, semakin mudah diingat. Rencana, target, action plan, berbagai ketentuan di BPR misalnya, akan mudah diingat
manakala SDM telah membuat dan menyakini bahwa BPR adalah bermakna. Kenapa
sesuatu bisa bermakna ? Karena BPR bisa menjadi mitra atau bagian untuk meraih sukses, bukan ? Jadi, kalau NPL jatuh atau ROA
turun, manakala kinerja menurun, maka perlu memaknai kembali BPR. Sesuatu yang bermakna pada dasarnnya dapat menginspirasi atau memotivasi supaya lebih baik.
Kedua, tidak mudah putus
asa. Lingkungan perjuangan Pemuda pada 28 Oktober 1928 adalah sangat berat.
Mereka dapat mengikrarkan Sumpah Pemuda ditengah-tengah tantangan yang sangat
berat dari Kolonial Belanda dan mereka tidak takut salah. Kondisi ini juga
dihadapi BPR sekarang kan ? Jadi, jangan
pernah mudah putus asa dan jangan takut salah di tengah-tengah tantangan
membangunan karya di BPR. Try…Try….Try…Don’t Cry. Tetap miliki antusiasme yang
tinggi dan tekad yang membaja.
Ketiga, emosi positif. Emosi
positif dari para pemuda pada 28 Oktober 1928 telah mampu membangun roh kebanggaan
dan keberanian untuk mengikrarkan sumpah pemuda. Emosi positif mereka itu
antara lain adalah bangga menjadi Pemuda Indonesia, tidak takut, tidak kuatir,
tidak lekas marah-marah, tidak sombong,
tidak mudah depresi, mampu mengatasi kebosanan, tidak rendah diri tetapi mereka
rendah hati. Menurut Anthony Robins, emotion
creates motion. Jadi, emosi positif pada akhirnya menghasilkan hal yang
positif. Jadi, perlu setiap hari memprogram atau menata emosi supaya positif. Dengan mengelola emosi yang positif, tidak terfokus pada sikap "merasa bisa" lagi tetapi juga memiliki sikap "bisa merasa", anatara lain bisa merasa masih banyak yang perlu disempurnakan untuk kemajuan.
Keempat, bekerjasama.
Semangat kerjasama sangat dibutuhkan untuk mengukir prestasi di BPR. Pemuda
Indonesia, walapun terdiri dari berbagai suku, golongan, bahasa, daerah, agama,
sampai mengikrarkan Sumpah Pemuda melalui kerjasama, dan menghindari bekerja
atau berjuang sendiri. Sumber motivasi tersebut dapat dijadikan setiap insan
BPR, dalam menguwujudkan berbagai perubahan ke tempat yang lebih baik. Untuk
mengefektifkan kerjasama pada organisasi BPR, setiap insan BPR, harus terbiasa
mendengar satu sama lain, terbuka, menyamakan persepsi, komunikasi yang efektif
dan untuk kondisi tertentu dibuka peluang komunikasi empat mata. Satu lidih
mudah dipatahkan, tetapi seikat lidih sangat susah dipatahkan. Kinerja BPR akan
tinggi dengan pilar yang kuat manakala sikap bekerjasama sudah menjadi karakter
SDM BPR. Dirgahayu Sumpah Pemuda. Jadikan sumber motivasi Sumpah Pemuda untuk memelihara kinerja BPR. Semoga
(*Penulis adalah Trainer, Advokat, WA = 0813-2895-0019, IG = kardi_pakpahan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar