Budaya
Organisasi BPR : Perlu untuk Peningkatan Kinerja,
Daya Saing dan Sustainability
Oleh
: Kardi Jfi*
Sebetulnya ada 3 pilar yang dapat berperan untuk mentransformasikan visi dan
misi BPR, yaitu strategi, struktur dan kultur organisasi BPR. Strategi adalah
cara BPR mencapai visi dan misi, sedangkan struktur organisasi merupakan bentuk
dari organisasi BPR untuk mencapai visi dan Misi. Adapun yang dimaksud dengan
kultur organisasi adalah tindakan yang benar untuk mencapai tujuan. Misalnya
budaya organisasi BPR Supra Artha Persada dikenal dengan sebutan CERDAS :
Cepat Efektif Ramah Disiplin Akrab & berSahabat
dan TACTICS yaitu: T (Truth = kejujuran), A (Active = aktif), C
(Confidence = percaya diri), T (Time = waktu), I (Initiative =
inisiatif), C ( Communication = komunikasi), S (Science = ilmu pengetahuan).
Unsur budaya organisasi BPR KS
misalnya : 1. Bersikap mental positif; 2. Selalu meningkatkan
profesionalisme;3. Memiliki Integritas tinggi 4. Menciptakan lingkungan kerja
yang positif; 5. Pemberdayaan (empowerment); 6. Mampu kerja dalam “team work”
dengan bagian yang terkait. Adapun bagian dari budaya organisasi BPR Lestari
dikenal dalam 7 nilai, yaitu Care, Honest, Perpection, Positive, Energy,
Anthusiasm, dan Knowledge.
Tak dapat dipungkiri, kalau
diamati penyusunan rencana kerja atau rencana bisnis BPR, masih ada beberapa
BPR yang terkesan kurang memperhatikan faktor budaya organisasi, padahal
sesungguhnya manfaat budaya organisasi tak kalah pentingnya dengan strategi dan
struktur organisasi BPR. Kalau diperhatikan landasan penyusunan Rencana Kerja
BPR, sebagaimana yang diatur pada SK Dir BI No.31/60/Kep/Dir tertanggal 9 Juli
1998, maka substansi penyusunan Rencana Kerja masih berfokus pada strategi
maupun struktur organisasi.
Apa saja manfaat budaya
organisasi BPR ? Menurut Robbins (2001:294) ada beberapa manfaat
budaya dalam suatu organisasi yaitu (1) budaya mempunyai suatu peran
menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan perbedaan yang jelas
antara suatu organisasi dengan organisasi lainnya; (2) budaya membawa suatu
rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi; (3) budaya mempermudah
timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari kepentingan diri
individu seseorang; (4) budaya untuk meningkatkan kemantapan sistem sosial; dan
(5) budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang
memandu dan membentuk sikap serta perilaku para pegawai/SDM.
Jadi, kalau dicermati manfaat
tersebut, dapat dikatakan budaya organisasi BPR, diperlukan untuk Peningkatan
Kinerja, Daya Saing dan Sustainability BPR. Mengingat hal tersebut, ada
baiknya BPR membentuk dan mengembangkan nilai-nilai budaya organisasi pada BPR
Dalam proses penyusunan rencana bisnis BPR, supaya dapat
mendorong peningkatan efektivitas budaya organisasi, tentunya ada beberapa yang
perlu diperhatikan. Sebagian diantaranya, pertama, perasaan identitas seluruh
karyawan terhadap BPR. Seperti yang telah diketahui, budaya organisasi, akan
membedakan BPR yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, dalam penyusunan
rencana bisnis BPR, khususnya di sisi strategi manajemen Sumber Daya Manusia
(SDM) atau learning &
growth, maka eskalasi perasaan yang bangga dari seluruh karyawan dan
afiliasi terhadap identitas atau unsur-unsur budaya organisasi BPR perlu
direncanakan dengan baik.
Kedua, konsistensi implementasi
nilai kultur di semua lini organisasi. Sebelum finalisasi rencana
bisnis, maka perlu dievaluasi konsistensi penerapan unsur budaya, di semua lini
organisisasi BPR pada periode sebelumnya. Pada lini yang masih memerlukan
penguatan, dilakukan program aksi yang relevan.
Ketiga, efektivitas kultur
inovasi, kreativitas dan keterbukaan akan ide-ide baru. Lingkungan bisnis BPR
menyatakan hal tersebut sangat dibutuhkan untuk eskalasi daya saing, kinerja
dan kesinambungan usaha BPR, maka efektivitasnya pada masa selanjutnya perlu
diperhatikan BPR dalam rencana bisnisnya.
Keempat, kultur adaptasi.
Memperhatikan perkembangan usaha BPR dalam beberapa tahun terakhir, kapasitas
untuk beradaptasi dalam lingkungan bisnis yang telah masuk dalam persaingan
yang tinggi, perlu ditingkatkan.
Kelima, motivasi. Motivasi
seluruh SDM BPR di semua lini, sebagai bagian dari komponen dari kultur
organisasi, dalam penuangannya dalam strategi rencana bisnis BPR, tidak
hanya pada ukuran atas imbalan uang dan non uang lagi, tetapi perlu
mentransformasikannya ke kualitas yang lebih tinggi, yang berubah menjadi nilai
atau value bagi setiap SDM BPR, misalnya motivasi dari dalam diri setiap SDM
untuk memikirkan dan melakukan yang terbaik bagi BPR.
Akhirnya, dengan dimasukkannya
budaya organisasi dalam rencana bisnis BPR, maka ia akan dapat menjadi padanan
yang sinergis dengan pilar strategi dan struktur organisasi, dalam mendukung
penggenapan visi dan misi BPR, baik saat ini maupun pada masa yang akan datang.
(*Penulis adalah Training Leader JFI = Jakarta Financial
Institute, Email = jfipusat@gmail.com,
Hp. 081318967743)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar