Minggu, 27 Oktober 2013

Sumber Motivasi SDM BPR dari Sumpah Pemuda

Seri Motivasi :

SUMBER  MOTIVASI SDM BPR  
DARI  SUMPAH PEMUDA


Oleh : Kardi Pakpahan*

Tepatnya 28 Oktober 1928, para pemuda yang antara lain yang diprakarsai Budi Utomo, mengikrarkan Sumpah Pemuda, dengan kandungan utama : 1) bertanah air satu; 2) berbangsa satu; 3) berbahasa satu, yaitu Indonesia. Sumpah Pemuda, tak dapat dipungkiri merupakan bagian penting dalam pembentukan Negara Indonesia, yang dilandasi dengan semangat persatuan dan kesatuan nasional. Mungkin saja, kalau tidak ada Sumpah Pemuda, proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sulit terealisasi.
Apa makna Sumpah Pemuda masa kini ? Sebetulnya banyak sumber motivasi yang terkandung di sana, yang kalau dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan dapat mendukung pencapaian kualitas sukses dalam berbagai bidang. Diantaranya, pada kesempatan ini dikedepankan 4 sumber motivasi dari Sumpah Pemuda.
 Pertama, membuat bermakna. Sebagian besar masyarakat di sini pasti mengetahui bahwa 28 Oktober itu ada hari Sumpah Pemuda. Kenapa ? Karena Sumpah Pemuda merupakan simpul penting dalam sejarah perjuangan Indonesia. Dengan demikian, Sumpah Pemuda memiliki makna yang penting. Semakin bermakna, semakin mudah diingat. Rencana, target, action plan, berbagai ketentuan di BPR misalnya, akan mudah diingat manakala SDM telah membuat dan menyakini bahwa BPR adalah bermakna. Kenapa sesuatu bisa bermakna ? Karena BPR bisa menjadi mitra atau bagian untuk meraih sukses, bukan ? Jadi, kalau NPL jatuh atau ROA turun, manakala kinerja menurun, maka perlu  memaknai kembali BPR. Sesuatu yang bermakna pada dasarnnya dapat menginspirasi atau memotivasi supaya lebih baik.
Kedua, tidak mudah putus asa. Lingkungan perjuangan Pemuda pada 28 Oktober 1928 adalah sangat berat. Mereka dapat mengikrarkan Sumpah Pemuda ditengah-tengah tantangan yang sangat berat dari Kolonial Belanda dan mereka tidak takut salah. Kondisi ini juga dihadapi BPR sekarang kan ?  Jadi, jangan pernah mudah putus asa dan jangan takut salah di tengah-tengah tantangan membangunan karya di BPR. Try…Try….Try…Don’t Cry. Tetap miliki antusiasme yang tinggi dan tekad yang membaja.
Ketiga, emosi positif. Emosi positif dari para pemuda pada 28 Oktober 1928 telah mampu membangun roh kebanggaan dan keberanian untuk mengikrarkan sumpah pemuda. Emosi positif mereka itu antara lain adalah bangga menjadi Pemuda Indonesia, tidak takut, tidak kuatir, tidak  lekas marah-marah, tidak sombong, tidak mudah depresi, mampu mengatasi kebosanan, tidak rendah diri tetapi mereka rendah hati. Menurut Anthony Robins, emotion creates motion. Jadi, emosi positif pada akhirnya menghasilkan hal yang positif. Jadi, perlu setiap hari memprogram atau menata emosi supaya positif. Dengan mengelola emosi yang positif, tidak terfokus pada sikap "merasa bisa" lagi tetapi juga memiliki sikap "bisa merasa", anatara lain bisa merasa masih banyak yang perlu disempurnakan untuk kemajuan.
Keempat, bekerjasama. Semangat kerjasama sangat dibutuhkan untuk mengukir prestasi di BPR. Pemuda Indonesia, walapun terdiri dari berbagai suku, golongan, bahasa, daerah, agama, sampai mengikrarkan Sumpah Pemuda melalui kerjasama, dan menghindari bekerja atau berjuang sendiri. Sumber motivasi tersebut dapat dijadikan setiap insan BPR, dalam menguwujudkan berbagai perubahan ke tempat yang lebih baik. Untuk mengefektifkan kerjasama pada organisasi BPR, setiap insan BPR, harus terbiasa mendengar satu sama lain, terbuka, menyamakan persepsi, komunikasi yang efektif dan untuk kondisi tertentu dibuka peluang komunikasi empat mata. Satu lidih mudah dipatahkan, tetapi seikat lidih sangat susah dipatahkan. Kinerja BPR akan tinggi dengan pilar yang kuat manakala sikap bekerjasama sudah menjadi karakter SDM BPR. Dirgahayu Sumpah Pemuda. Jadikan sumber motivasi Sumpah Pemuda untuk memelihara kinerja BPR. Semoga


 (*Penulis adalah Trainer, Advokat, WA = 0813-2895-0019, IG = kardi_pakpahan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar