Jumat, 27 Juli 2012

Budaya Organisasi BPR : Perlu untuk Peningkatan Kinerja, Daya Saing dan Sustainability


Budaya Organisasi  BPR : Perlu untuk Peningkatan Kinerja, 
Daya Saing dan Sustainability
Oleh : Kardi Jfi*
            Sebetulnya ada 3 pilar yang dapat berperan untuk mentransformasikan visi dan misi BPR, yaitu strategi, struktur dan kultur organisasi BPR. Strategi adalah cara BPR mencapai visi dan misi, sedangkan struktur organisasi merupakan bentuk dari organisasi BPR untuk mencapai visi dan Misi. Adapun yang dimaksud dengan kultur organisasi adalah tindakan yang benar untuk mencapai tujuan. Misalnya budaya organisasi BPR Supra Artha Persada dikenal dengan sebutan CERDAS : Cepat Efektif Ramah Disiplin Akrab & berSahabat dan TACTICS yaitu: T (Truth = kejujuran), A (Active = aktif), C (Confidence  = percaya diri), T (Time = waktu), I (Initiative = inisiatif), C ( Communication = komunikasi), S (Science = ilmu pengetahuan).
Unsur budaya organisasi BPR KS misalnya : 1. Bersikap mental positif; 2. Selalu meningkatkan profesionalisme;3. Memiliki Integritas tinggi 4. Menciptakan lingkungan kerja yang positif; 5. Pemberdayaan (empowerment); 6. Mampu kerja dalam “team work” dengan bagian yang terkait. Adapun bagian dari budaya organisasi BPR Lestari dikenal dalam 7 nilai, yaitu Care, Honest, Perpection, Positive, Energy, Anthusiasm, dan Knowledge.
Tak dapat dipungkiri, kalau diamati penyusunan rencana kerja atau rencana bisnis BPR, masih ada beberapa BPR yang terkesan kurang memperhatikan faktor  budaya organisasi, padahal sesungguhnya manfaat budaya organisasi tak kalah pentingnya dengan strategi dan struktur organisasi BPR. Kalau diperhatikan landasan penyusunan Rencana Kerja BPR, sebagaimana yang diatur pada SK Dir BI No.31/60/Kep/Dir tertanggal 9 Juli 1998, maka substansi penyusunan Rencana Kerja masih berfokus pada strategi maupun struktur organisasi.
Apa saja manfaat budaya organisasi BPR ?  Menurut Robbins (2001:294) ada beberapa manfaat  budaya dalam suatu organisasi yaitu (1) budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan perbedaan yang  jelas antara suatu organisasi dengan organisasi lainnya; (2) budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi; (3) budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang  lebih luas dari kepentingan diri individu seseorang; (4) budaya untuk meningkatkan kemantapan sistem sosial; dan (5) budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang  memandu dan membentuk sikap serta perilaku para pegawai/SDM.
Jadi, kalau dicermati manfaat tersebut, dapat dikatakan budaya organisasi BPR, diperlukan untuk Peningkatan Kinerja,  Daya Saing dan Sustainability BPR. Mengingat hal tersebut, ada baiknya BPR membentuk dan mengembangkan nilai-nilai budaya organisasi pada BPR
Dalam proses penyusunan rencana bisnis BPR, supaya dapat mendorong peningkatan efektivitas budaya organisasi, tentunya ada beberapa yang perlu diperhatikan. Sebagian diantaranya, pertama, perasaan identitas seluruh karyawan terhadap BPR. Seperti yang telah diketahui, budaya organisasi, akan membedakan BPR yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, dalam penyusunan rencana bisnis BPR, khususnya di sisi strategi manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) atau learning & growth, maka eskalasi perasaan yang bangga dari seluruh karyawan dan afiliasi terhadap identitas atau unsur-unsur budaya organisasi BPR perlu direncanakan dengan baik.
Kedua, konsistensi implementasi nilai kultur di semua lini organisasi. Sebelum finalisasi   rencana bisnis, maka perlu dievaluasi konsistensi penerapan unsur budaya, di semua lini organisisasi BPR pada periode sebelumnya. Pada lini yang masih memerlukan penguatan, dilakukan program aksi yang relevan.
Ketiga, efektivitas kultur inovasi, kreativitas dan keterbukaan akan ide-ide baru. Lingkungan bisnis BPR menyatakan hal tersebut sangat dibutuhkan untuk eskalasi daya saing, kinerja dan kesinambungan usaha BPR, maka efektivitasnya pada masa selanjutnya perlu diperhatikan BPR dalam rencana bisnisnya.
Keempat, kultur adaptasi. Memperhatikan perkembangan usaha BPR dalam beberapa tahun terakhir, kapasitas untuk beradaptasi dalam lingkungan bisnis yang telah masuk dalam persaingan yang tinggi, perlu ditingkatkan.
Kelima, motivasi. Motivasi seluruh SDM BPR di semua lini, sebagai bagian dari komponen dari kultur organisasi, dalam penuangannya dalam strategi  rencana bisnis BPR, tidak hanya pada ukuran atas imbalan uang dan non uang lagi, tetapi perlu mentransformasikannya ke kualitas yang lebih tinggi, yang berubah menjadi nilai atau value bagi setiap SDM BPR, misalnya motivasi dari dalam diri setiap SDM untuk memikirkan dan melakukan yang terbaik bagi BPR.
Akhirnya, dengan dimasukkannya budaya organisasi dalam rencana bisnis BPR, maka ia akan dapat menjadi padanan yang sinergis dengan pilar strategi dan struktur organisasi, dalam mendukung penggenapan visi dan misi BPR, baik saat ini maupun pada masa yang akan datang.
(*Penulis adalah Training Leader JFI = Jakarta Financial Institute, Email = jfipusat@gmail.com, Hp. 081318967743)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar